Khawatir Pulang

pict source: Gurusiana.id

Gelap- tapi bisa saling menerangi. 
Baru kali ini aku menemukan satu hal yang baru. Aku berani berkisah, menceritakan seluruhnya kepada wanita yang aku anggap sebagai bidadari sepanjang masa. Tentang kedewasaan, tentang yang tepat pada pendiriannya, tentang yang lincah dalam keakrabanya, tentang yang disiplin dalam tanggung jawabnya, terlebih tentang semangatnya yang selalu membuat aku semakin ingin mencari tau apapun itu. Yah ! I found the new soul in another page. 
Disisi lain, aku takut untuk kembali pulang. Rumah yang dulu pernah membuat aku nyaman. Aku bisa memanggilnya pembelajaran sepanjang masa yang hampir mempunyai mimpi yang sama. Aku merasa abu-abu. Aku berada di satu sisi yang membuat aku takut untuk kembali. Yah, aku hanya butuh lebih mendekatkan diri. Karena aku tak punya kuasa dalam menggerakkan hati. Hasbunallah wanikmal wakil, nikmal maula wanikmannashir. Laahaula walaa quwwata illa billah. 

Kemudian, perlahan aku ingin bersikap layaknya kubangan air di padang pasir. Aku memaksakan, tapi aku merasa kehilangan. Mungkin lagi lagi aku sedikit jauh dari sang pemberi harapan. Ya Allah Forgive me--
Di tahun 2019 ini, dan sebelum aku mengakhirinya aku akan berjanji. Aku ceritakan harapan kisah indahku yang akan berlangsung di masa depan, yang akan berkisah di masa yang tidak pernah aku bayangkan. Dengan dia yang selalu membuat aku ingin mendekatkan diri kepada sang Maha Pemberi kejutan. Sebagai wujud syukur karena aku telah didatangkan seseorang yang bisa menopang dan megokohkan akar layu ku di sepertiga malam.

Sedikit pembelajaran untuk hal yang luar biasa tidak pernah tertanam dengan sempurna. Untuk hari esok dan hari-hari selanjutnya. Aku ingin belajar dari rasa. Rasa yang tak pernah ingin ku ulangi lagi, untuk terjebak dalam ketidak adilanku bersama Tuhan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar