pict source: https://id.pinterest.com/pin/775745104538560702/

 Alat:

  1. Hand refractometer
  2. Spatula
  3. Lampu
  4. Botol Semprot

Bahan: 

  1. Sampel liquid
  2. Aquades

Tahap analisa:

  • Siapkan hand refractometer
  • bersihkan permukaan kaca dengan aquades
  • keringkan dengan tisu sampai bersih
  • lakukan proses kalibrasi

Semprotkan aquades ke atas permukaan kaca prisma hand refractometer, kemudian tutup. Nyalakan lampu duduk dan arahkan hand refractometer ke arah lampu. Lihatlah angka yang terbaca (nilai 0). Kalibrasi selesai. 

  • keringkan permukaan kaca prisma dengan tisu bersih
  • letakkan sampel cair di atas permukaan kaca
  • tutup kaca 
  • atur range skala pengukurannya:

no 1. skala brix 0-42%

no 2. skala brix 42-71%

no 3. skala brix 71-90%

  • nyalakan lampu duduk dan arahkan hand refractometer di atasnya
  • lakukan pembacaan angka pada sampel 

pict source: pexels

Analisa kadar garam biasa dilakukan ke dalam sampel yang mengandung garam/ NaCl. Analisa ini bertujuan untuk mengetahu kadar kandungan garam pada suatu produk. Beberapa contoh kegiatan analisa ini dilakukan di industri makanan ringan dan ikan asin. 

Berikut merupakan alat, bahan dan tahap analisa kadar garam :

Alat: 

  1. Neraca analitik
  2. Spatula
  3. Kaca arloji
  4. Corong
  5. Labu ukur 200 mL
  6. erlenmeyer 100 mL
  7. Pipet volume 10 mL
  8. Pipet mikro 5 dan 10 mL
  9. Gelas beker 100 mL
  10. Botol Semprot 

Bahan: 

  1. Sampel (yang mengandung garam)
  2. Reagen AgNO3 0,1 N
  3. Indikator K2CrO4 4%
  4. Aquades

Tahap analisa:

  • timbang sampel ke gelas arloji 
2 g untuk sampel kadar garam <5%
1 g untuk sampel >5 sd 25%
0,5 g untuk sampel >25%

  • larutkan sampel dengan aquades ke dalam labu ukur 200 mL, tambahkan sampai garis miniskus
  • dikocok hingga larut sempurna
  • diambil larutan tersebut sebanyak 10 mL dengan pipet volume 
  • dimasukkan ke dalam erlenmeyer
  • ditambahkan dengan 2 tetes indikator K2CrO4 4%
  • dititrasi dengan larutan AgNO3 0,1 N sampai mencapai titik ekuivalen
  • dicatat volume larutan AgNO3 yang digunakan pada saat titrasi
  • dihitung kadar garam dengan rumus:
Kadar garam = ((Vol AgNO3 x N AgNO3 x BM NaCl x FP)/(berat sampel x 1000)) x 100%

note :

BM NaCl = 58,5

FP = Faktor pengenceran

Analisa Kadar Garam

by on Juli 06, 2022
pict source: pexels Analisa kadar garam biasa dilakukan ke dalam sampel yang mengandung garam/ NaCl. Analisa ini bertujuan untuk mengetahu k...

pict source: pexel

Tepung terigu memiliki kandungan protein yang tidak dapat larut dalam air yang disebut sebagai wheat gluten. Kadar tersebut dapat digunakan untuk menentukan kualitas tepung terigu yang digunakan.

 

Kadar gluten penting untuk dianalisis dalam beberapa produksi makanan yang menggunakan bahan dasar tepung terigu. Hal tersebut sangat erat kaitannya dengan mutu yang dihasilkan dalam setiap produk. Dengan adanya analisis kadar gluten maka dapat diketahui apakah tepung terigu yang digunakan sudah sesuai dengan standar yang telah ditentukan atau tidak. Pengawasan mutu pada tepung terigu dapat dilakukan dengan berbagai metode analisa, baik dengan analisa kimia, fisika dan juga organoleptik yang terdiri dari cek kondisi warna, bentuk, bau serta terdapat serangga atau kotoran lainnya. 

 

Proses pengujian kadar gluten sebagai berikut :


Alat : 


1. Spatula

2. Mangkok melamin

3. Neraca analitik

4. Botol semprot

5. Kertas whatman 40 mm

6. Oven

7. Desikator

8. Penjepit dan serbet


Bahan :


1. Tepung terigu

2. Aquades/air

3. NaCl 0,1 N


Tahap analisa :

  • ditimbang sampel sebanyak 10 g di dalam mangkuk melamin
  • ditambahkan sedikit demi sedikit larutan NaCl 0,1 N sampai menjadi adonan (adonan dianggap selesai bila sudah kalis)
  • direndam adonan ke dalam air selama ± 2 jam
  • dibersihkan dan dicuci dengan air mengalir adonan tersebut dari sisa patinya sampai diperoleh gluten yang bersih (untuk mengetahui gluten sudah bersih dapat memeras gluten di dalam air bersih. Bila air bilasan masih keruh berarti gluten masih mengandung sisa-sisa pati)
  • siapkan kertas saring whatman dan ditimbang
  • keringkan gluten yang sudah bersih dengan serbet kering agar kadar airnya berkurang
  • letakkan gluten dan kertas saring yang sudah ditimbang beratnya di atas neraca analitik
  • catat berat gluten
  • dimasukkan sampel tersebut ke dalam oven selama 30 menit pada suhu 170°C
  • dikeluarkan sampel dari oven
  • dimasukkan ke dalam desikator
  • ditimbang sampel yang telah dikeringkan dan didinginkan pada suhu ruang
  • dihitung kadar dry dan wet gluten dengan rumus:  

% dry gluten = ((Berat kertas saring + gluten hasil oven) - (Berat kertas saring)/Berat sampel tepung) x 100%
% wet gluten = (Berat gluten basah/berat sampel tepung) x 100%

nb : berat dalam satuan gram

 

pict source: pinterest
Analisa kadar asam lemak bebas atau free fatty acid (FFA) biasanya digunakan di laboratorium kimia, bilogi, pangan dan masih banyak lagi. Kadar asam lemak bebas biasanya berpengaruh terhadap mutu dari suatu material atau produk yang dihasilkan. 

Berikut merupakan alat, bahan yang digunakan dan prosedur yang dilakukan: 

Alat : 

1. Buret mikro 10 mL

2. Erlenmeyer 250 dan 500 mL

3. Gelas ukur 50 mL

4. Ball pipet

5. Pipet ukur 10 mL

6. Gelas beker 100 mL

7. Hotplate

8. Neraca analitik

Bahan :

1. Sampel (berupa minyak goreng)

2. Larutan NaOH 0,1N

3. Indikator PP 1%

4. Alkohol 96%


Tahap analisa :

A. Pembuatan alkohol netral

- masukkan alkohol 96% ke dalam erlenmeyer

- tambahkan 2 tetes indikator pp

- di titrasi dengan NaOH 0,1N sampai larutan berwarna merah muda segar

- diletakkan diatas hotplate dan dipanaskan selama 15 menit pada suhu 90°C

B. Analisis asam lemak bebas 

- masukkan sampel ke dalam erlenmeyer (56,4 ± 0,1 g)

- tambahkan 50 mL alkohol netral

- tambahkan 2 mL indikator pp 1%

- dititrasi dengan NaOH 0,1N (sampai membentuk warna merah muda)

- dicatat volume NaOH yang digunakan selama proses titrasi

- hitung kadar FFA dengan rumus :

% FFA = ((Vol NaOH x N NaOH x BM)/(berat sampel x 1000)) x 100%

BM : berat molekul


BM FFA : 

Asam palmitat = 256 g/mol

Asam laurat = 200 g/mol

Asam oleat = 282 g/mol


 



(2/7) Mata Garuda Jawa Timur berhasil menyelenggarakan kegiatan Massive Action 2022 yang dilakukan serentak 34 Provinsi di Indonesia. Kegiatan ini mengajak para alumni penerima beasiswa LPDP bersama dengan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk melakukan pendampingan dan juga penguatan kompetensi pelaku UMKM. 


Acara tersebut dihadiri secara daring oleh Bapak Andin Hadiyanto, M.A., Ph.D selaku Direktur Utama LPDP,  Bapak Yuli Sutoto Nugroho, M.Pd selaku Ketua Matagaruda Jawa Timur. Juga dihadiri secara langsung oleh Bapak Wakil Wali Kota Malang, Ir. Sofyan Edi Jarwoko bersama dengan Ibu Prof. Dr. Maisyaroh, M.Pd selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang yang memberikan sambutan serta membuka acara tersebut. Tak lupa turut serta dihadiri oleh perwakilan dari Divisi Pengelolaan Alumni LPDP, Laily Wido Mawarni dan Christian Gerald Daniel. 


Acara Massive Action ini mendapat apresiasi dari Bapak Wakil Wali Kota Malang karena merupakan salah satu bentuk pengabdian para penerima beasiswa kepada Indonesia.


Menurutnya pelatihan kali ini sangat bersinergi dengan salah satu program pemerintah yakni Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pasca pandemi Covid-19 dua tahun terakhir. Pelatihan ini cocok diberikan kepada para pelaku usaha khususnya di skala mikro. Karena sebagian besar masyarakat Indonesia tersebar di sektor UMKM. 


Hal tersebut didukung dengan pemaparan materi yang luar biasa, diantaranya adalah strategi marketing, akses permodalan, branding dan design thingking yang disampaikan langsung oleh narasumber yang ahli dibidangnya. Beliau adalah H. Noor Shodiq Iskandar., S.E., M.M selaku wakil rektor 2 UNISMA dan Inisiator Rumah Sedekah NU, Ediyanto, P.hD yang merupakan CEO & founder Oca Batik Madura dan juga Sintesa Aulia, M.SM yang merupakan Assistant Manager II PT. Pegadaian. 


Sejumlah lebih dari 100 para pelaku UMKM ikut meramaikan acara baik secara daring maupun luring. Harapannya acara tersebut dapat memberikan wawasan luas kepada para pelaku usaha. Sehingga dapat meningkatkan kembali kesejahteraan perekonomian dan juga memecahkan masalah pengangguran di Indonesia.