Suatu malam, sedikit sunyi
Rindang dalam angan
Sayup dalam harapan
Memupuk agar tetap seimbang
Merawat agar tetap dapat dikenang
Kita tidak akan pernah bisa tau
Bagian kisah mana yang akan dituju
Bahkan bagian kisah mana yang akan berakhir pilu
Tapi kita bisa bercerita tentang sendu

Kita pernah melewati hal yang sama
Saling bercerita dan melepas lelah
Saling berharap bahwa masa depan mereka akan indah
Dengan tiap dekapan yang nyata
Bahwa buah hati akan baik-baik saja
Selalu ikhlas dalam tawa

Tapi sekali lagi,
Kita tidak bisa menerka
Di titik mana garis hidup dan gemuruh nafas akan berhenti

Semua harapan yang kemarin kita ceritakan
Kita doakan agar terwujud perlahan
Meskipun nantinya kita tidak akan menyaksikan

Yang terpenting,
Semoga sedikit kehangatan yang tertanam
Dapat memeluk cahaya harapan
Agar dapat bersinar secara tenang
Sampai waktu yang ditentukan

*Remake2015, Paiton Probolinggo
Linda Dewi Purwanti, Alfaatiha 😔
Rangkaian Alat Sonikasi 
Metode sonikasi adalah proses kimia dengan menggunakan teknologi sonik atau suara pada frekuensi sangat tinggi (diatas 16 kHZ) yang disebut ultrasonik. Metode sonikasi mempunyai prinsip memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi sangat tinggi yang diiradiasikan ke dalam larutan dan terjadi tumbukan antar partikel penyusun larutan yang bertekanan tinggi. Proses adanya tumbukan pada partikel tersebut menyebabkan suhu yang sangat tinggi bisa mencapai 5000 K dengan laju pendinginan 1011 K/s dan juga terjadi fenomena kavitasi didalam medium tersebut. 


Gambar diatas mengilustrasikan pengecilan ukuran partikel akibat fenomena kavitasi. Fenomena kavitasi memanfaatkan gelombang ultasonik dengan frekuensi tinggi yang terpancar ke dalam larutan sehingga menyebabkan terjadinya pembentukan, pertumbuhan, dan pecahnya gelembung kecil yang bersisikan gas didalamnya. Apabila gelembung tumbuh sampai ukuran yang dihasilkan tidak stabil kemudian pecah yang diakibatkan oleh tekanan dan suhu yang tinggi maka akan menghasilkan energi kinetik yang besar yang selanjutnya berubah menjadi energi panas. Dari kejadian tersebut dapat menyebabkan terpecahnya partikel menjadi ukuran yang lebih kecil (nanopartikel). 

Fenomena kavitasi dalam metode sonikasi ini sangat menguntungkan khususnya bagi bidang sains dan kesehatan. Beberapa diantaranya adalah proses sintesis material semikonduktor, pemecahan protein pada DNA, ekstraksi beberapa senyawa dari tanaman atau mikroalga, dan juga pemurnian air limbah. Kavitasi dapat mempengaruhi beberapa hal, diantaranya adalah:
  1. Mengurangi waktu reaksi (Alavi, 2011)
  2. Mengurangi suhu dan tekanan pada saat bereaksi (Kalandragh, dkk., 2009)
  3. Memecah agregat kristal yang berukuran besar menjadi kecil berskala nano (Lestari, 2012)
  4. Pendistribusian ukuran partikel yang seragam
  5. Menghasilkan luas permukaan yang tinggi
  6. Meningkatkan kemurnian fasa (Widiyana, 2011 dan Suslick, 2010)

Pada proses sintesis material semikonduktor, fenomena kavitasi dalam metode sonikasi menjadi salah satu penentu keberhasilan sintesis tersebut. Karena jika dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional seperti metode padatan, kopresipitasi, maupun hidrotermal hasil sintesis yang dihasilkan masih terdapat aglomerasi partikel dalam skala besar dan agregat dengan ukuran yang tidak beraturan.


Alavi, A. M., Morsali, A. 2011. Sonochemically Assisted Synthesis of ZnO Nanoparticles : A Novel Direct Method. Journal Chemistry Engineering, 30(3): 75–81.
Lestari, M. W., Hadi, S., dan Wahyuni, S. 2013. Sintesis dan Karakterisasi Nanokatalis CuO/TiO2 yang Diaplikasikan pada Proses Degradasi Limbah Fenol.  Indonesian Journal of Chemical Science, 2(2): 154-159.
Suslick,  K.S. dan  Price,  G.J. 1999. Application of Ultrasound to Material Chemistry. Annual Review of Materials Science, 29: 295–326.
Widiyana, Kasih. 2011. Penumbuhan Nanopartikel Seng Oksida (ZnO) yang disintesis dengan Metode Sonokimia dan Pemanfaatannya Sebagai Tinta Pengaman. Skripsi. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negri Semarang.


Pagi ini di aula Gedung Robotika, Himpunan Mahasiswa Pascasarjana mengadakan studium general untuk Mahasiswa Baru Pascasarjana ITS 2019. Kegiatan tersebut disampaikan oleh Bapak Dr. Sonny Harry B. Harmadi, S.E, M.E. Beliau merupakan Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, Desa, dan Kawasan Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Beberapa hari yang lalu Bapak Sonny melakukan diskusi dengan Kompas mengenai Sumber Daya Manusia yang unggul menjadi syarat Indonesia yang maju. Beliau mengatakan bahwa SDM yang unggul tidak hanya tinggi pendidikannya, tidak hanya sehat jasmani dan rohaninya, akan tetapi juga mereka yang berhati Indonesia. Yang mempunyai makna bahwa SDM yang unggul itu juga harus ikut memikirkan masa depan Bangsa Indonesia dari sudut manapun.

Pada saat ini jumlah penduduk Indonesia mencapai angka 266.911juta ribu jiwa per 31 Juli 2019 (Sumber: Proyeksi Penduduk hasil SUPAS 2015-2045). Pada saat Indonesia merdeka tahun 1945 jumlah penduduknya tidak sampai 60 juta jiwa. Artinya 74 tahun Negara kita merdeka, penduduk Indonesia bertambah lebih dari 200 juta ribu per tahun. Tentu dengan jumlah bertambahnya penduduk yang sangat pesat mempunyai tantangan yang sangat besar. Melalui liputan6.com, Bambang Brodjonegoro selaku Mentri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) mengatakan bahwa saat ini Indonesia masuk dalam Bonus Demografi yang artinya Indonesia mempunyai peluang besar untuk menjadi negara maju. Potensi tersebut sangat didukung dengan adanya jumlah tenaga kerja usia muda dan produktif yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil. Harapannya kita dapat mengalami loncatan kemajuan Bangsa.

Dikatakan bahwa 266.911 juta ribu jiwa di Indonesia, sebanyak 136 juta jiwa merupakan jumlah penduduk dengan usia produktif yang masuk dalam angkatan kerja. Namun sejumlah 40,51% (52,40 juta orang) tenaga kerja di Indonesia hanya lulusan Sekolah Dasar kebawah. Artinya hampir setengah dari jumlah penduduk Indonesia sulit mendapat tenaga kerja dengan kualifikasi ketrampilan dan keahlian yang cukup ditengah Revolusi Industri 4.0. Dimana digitalisasi sudah aktif dan tenaga kerja manusia sudah digantikan oleh berbagai alat. Tidak hanya itu, sekitar 3,7 juta per tahun penduduk Indonesia mampu menyelesaikan jenjang SLTA. Dari jumlah tersebut didapatkan 1,6 juta sedikit lebih banyak lulusan SMK jika dibandingkan dengan lulusan SMA. Diketahui per Bulan Februari 2019, tingkat pengangguran terbuka tertinggi sebesar 8,36% adalah lulusan SMK. Jika lulusan SMK kita besar, namun probabilitas kerja menurun maka akan terjadi penumpukan-penumpukan pengangguran dengan keterampilan SMK di Indonesia.

Melihat beberapa kasus tersebut, seharusnya tugas dari Mahasiswa Pascasarjana bukan hanya berfikir kritis, tapi harus berfikir secara analitis. Bukan hanya menemukan data bahwa pengangguran terbesar di dominasi oleh lulusan SMK, namun dapat menemukan dimana letak kesalahan yang dapat menyebabkan lulusan SMK di Indonesia mempunyai probabilitas untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih rendah.

Bapak Sonny juga mengatakan bahwa di Indonesia memiliki perkembangan lebih cepat dari pada kemampuan SDM nya dalam mempelajari dan mengelola perkembangan tersebut. Hal itu di contohkan pada proses pembelajaran pada jenis alat elektronik berupa televisi di dunia kejuruan. Pelajar pada sekolah SMK di beberapa daerah masih mempelajari komponen dan keilmuan dalam jenis televisi tabung, namun dunia nyata sudah memperbarui jenis dan kualitas tv yang lebih update berupa layar LCD, LED bahkan sampai Plasma.

Ketidak seimbangan kemampuan SDM dalam mengejar perubahan di Indonesia yang sangat cepat ini seharusnya dapat teratasi. Maka arah kebijakan pendidikan kedepan harus mampu menciptakan lulusan-lulusan yang mampu kerja aktif dan inovatif dalam perubahan yang terjadi di Indonesia. Kita juga tidak boleh melupakan konsep pembangunan SDM yang mempunyai tujuan membangun Indonesia menjadi tidak lagi langka dalam bidang pendidikan, pelayanan kesehatan, pangan dan juga bidang yang lain. Karena membangun daya saing masa depan Indonesia harus bersamaan dengan pembangunan SDM di dalamnya.

"Sebenarnya, era society 5.0 di Indonesia ini masih agak jauh. Walaupun baru beberapa negara yang mengalaminya, namun perubahan itu sangatlah cepat. Kita sebagai generasi masa depan harus mempersiakan dari sekarang". Kata Bapak Sonny kepada kami, Mahasiswa Baru Pascasarjana ITS. Revolusi Industri 4.0 dan era society 5.0 yang memberikan perubahan secara cepat dan signifikan di Indonesia tentunya akan memberikan dampak kepada pola hidup dan pola pikir manusia. Jika di era Revolusi Industri 4.0 semua serba digital, maka di era society 5.0 ini mengalami perubahan pola hidup manusia dalam kehidupan sosialnya. Dunia akan terkoneksi secara cepat dan kita akan semakin mudah dalam menggenggam berbagai informasi dari Negara manapun. Hal tersebut tentunya menjadi sebuah tantangan baru untuk Indonesia.

Dalam menyambut tantangan tersebut serta mempersiapkan perubahan yang terjadi secara cepat di Negara ini, Mahasiswa Pascasarana harus dapat berfikir secara analitis, dapat memecahkan masalah manajerial/struktural untuk jangka waktu yang panjang, dan membuat keputusan dengan pertimbangan outcome bukan output. Jika dulu pada saat Sarjana dapat menyerap ilmu di lingkungan kerja, maka Pascasarjana harus dapat memberikan ilmu dilingkungan kerja. Yang paling terpenting, Mahasiswa Pascasarjana harus menghasilkan karya yang solutif bagi permasalahan di Indonesia serta ikut andil dalam mempersiapkan dan menyambut perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat di Indonesia.

Pict Source : Compasiana.com 

"Rupanya liburan semester ini akan aku habiskan untuk bertemu dengan rekan-rekan ku di Jakarta aja deh, dari pada dirumah harus kena omel setiap aku main hp depan TV. Padahal aku lagi rapat online loh, kak". Begitu kiranya Andin berbicara di siang hari dengan saudara lelakinya, Dino. 

"Loh, kamu kan harus bantu jaga tokonya Ibu, Ndin?" sambil mengangkat salah satu karung yang berisi gula lima kilogram ke dalam toko. Rupanya si Andin mendapat satu jabatan baru dikampusnya. Ia sudah jarang melihat-lihat isi toko dan menanyakan stok yang tersisa kepada ibu atau saudaranya. Ia lebih sering pulang malam karena ada rapat dengan teman organisasinya dan akhir-akhir ini ia lebih cepat menggerakkan jemarinya dalam membalas pesan daring lewat hape bututnya itu. 

Kebetulan Andin adalah mahasiswa semester dua kampus ternama di kota Surabaya. Sebelum masa libur panjangnya tiba, ia mendapatkan undangan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) kampusnya untuk mengikuti diklat tahunan di kota dingin kaki Gunung Welirang, Mojokerto. Diklat tersebut hanya dihadiri oleh mahasiswa pilihan yang sudah direkomendasikan oleh tiap fakultas dari beberapa kampus besar se-Jawa, Bali dan NTB. Andin pun tak berfikir panjang untuk meng-iyakan isi dari undangan tersebut. Setelah menerima daftar nama yang akan hadir, ia rupanya tidak mengenal siapa pun kecuali tiga nama yang sudah tak asing dengannya. Ternyata mereka adalah teman Andin yang berasal dari Surabaya. Andin mengenalnya pada saat mengikuti acara seminar di kota pahlawan yang kebetulan satu meja dengan Icyan, Roni dan Lisa. Meskipun hanya sedikit yang Andin kenal, hal tersebut tidak menjadikan ia khawatir. Karena Andin tipikal mahasiswa yang mudah dalam beradaptasi dimanapun ia tinggal. Ia selalu merasa tertantang jika harus berkenalan dengan banyak orang di tempat barunya. Karena dia yakin bahwa pasti ada pelajaran yang berharga jika kita dapat memaknai suatu pertemuan dengan hati yang riang. 

***
Mulailah Andin berangkat ke lokasi dengan menaiki kereta dari Kota Surabaya. Kali ini ia berangkat sendiri karena teman yang lain sudah berada dilokasi sejak kemarin pagi. Di hari pertama, Andin merasa sedikit canggung namun ia merasa senang. Andin berdialog dan saling sapa dengan teman-teman barunya. Karena mereka dari ruang lingkup keilmuan yang berbeda-beda. Kehangatan di hari pertama sangatlah terasa. Sampai kami tak sadar jika sudah waktunya mendengarkan beberapa materi tentang kemandirian dalam bersikap dari salah satu dosen dari kampus UIN Jakarta. 

Kegiatan kami berjalan selama lima hari empat malam. Bisa dibayangkan betapa melekatnya kisah kami kelak ketika acara sudah berakhir. Karena dalam waktu hampir satu minggu kami di hadapkan dengan beberapa tugas dan materi yang harus kami selesaikan dan kami simpan rapat-rapat dalam memori yang tidak terlalu luas ini ehe. Diklat berisikan materi dari tokoh-tokoh penting di Jawa Timur. Beberapa materi berisi tentang menyiapkan generasi muda di masa depan menuju Indonesia gemilang. Singkat cerita, karena terlalu banyak rangkaian acara dan banyaknya teman yang harus kami sapa, Andin sampai lupa untuk menanyakan kabar ke-tiga teman yang ia kenal lebih dulu. Yah, mereka adalah teman-teman Andin yang berasal dari Surabaya.  

Di hari terakhir Andin melakukan farewell party yang sudah sangat lumrah dilakukan jika akan berpisah. Sikap Andin masih seperti biasanya, ia selalu jadi tempat bullying oleh beberapa kawannya. Karena kebetulan Andin adalah salah satu mahasiswa yang mendapatkan kategori terheboh dalam kelima hari rangkaian acara tersebut. Bahkan ia telah melupakan segala beban pikirannya pada saat acara berlangsung. Hanya karena ia ingin memberikan rasa bahagia tanpa terganggu oleh apapun di saat-saat terakhir mereka bertemu. Karena setelah ini mereka akan menjalani libur semester genap yang jaraknya cukup panjang. Ketika masuk kuliah pun mereka sudah harus menuju fakultas masing-masing dan bisa bertemu jika hanya ada acara tahunan yang diadakan oleh BEM di salah satu kampus mereka. 

Tidak berselang lama, karena sudah mendekati waktu untuk berpamitan, Andin merasa kurang puas jika belum bertemu ketiga temannya itu. Andin sempat merasa kehilangan, namun ia tetap mencoba untuk tidak memikirkan hal itu dalam-dalam. Akhirnya ia memutuskan untuk mencarinya. Sepuluh menit pertama ia sudah berhasil menemukan dua temannya, Roni dan Lisa. Namun belum lega karena masih ada satu temannya lagi yang belum ia temui yaitu Icyan. Ketika Andin merasa lelah dan memutuskan untuk tidak memaksakan bertemu, si Icyan dengan gaya yang khas berada di ujung pintu yang akan Andin lewati. Spontan Andin berlari dan menemuinya.

"Hey, kamu lupa sama aku? kemana aja seminggu ini wkwkw yok minta maaf kan bentar lagi uda kelar acaranya" kata Andin dengan gaya lincahnya. 

"Ho iya kamu, aku di sini aja kali. Ya sama-sama. Sudah ambil coffee break, Ndin?" Jawab Icyan dengan gaya dinginnya. Begitu selesai saling bertegur sapa, Andin dan Icyan berpisah untuk kembali ke tempat masing-masing. Yah namanya teman, sekedar sapa gitu aja uda cukup heheh

***
Waktu menuju sore hari, dan penutupan acara telah usai. Kami, seluruh peserta sudah saling bersiap untuk kembali ke masing-masing kota asalnya. Lagi-lagi Andin harus berangkat pulang sendirian karena setelah penutupan diklat tersebut seluruh Mahasiswa akan menjalani masa libur semester genap. Hal tersebut yang membuat Andin memesan tiket pulang ke Surabaya. Tentunya dengan membawa kisah yang tak dapat ia lupakan. Beberapa kenangan membuat Andin sempat merenung sejenak di kereta. Mungkin Andin merasa bersyukur telah di berikan kesempatan mengikuti diklat yang tidak biasa dan di rekomendasikan langsung oleh fakultas tempat Andin menimba ilmu untuk sisa waktu tiga tahun kedepan. Dipikir-pikir, tidak ada yang se melow Andin pada saat berpisah. Yang masih mengganjal di benak Andin sebenarnya ia masih menyimpan rasa penasaran kepada Icyan, salah satu temannya yang pertama ia temui di kota pahlawan dulu. Tapi tidak terlalu larut Andin memikirkan, sesekali ia memaksa memejamkan mata karena perjalanan masih tiga jam setengah lagi sampai kota tujuan. 

Setelah sampai di Kota Surabaya, sesekali Andin mengecek hape bututnya. Bukan untuk melihat berapa persen batre nya, tapi untuk memastikan apakah ada pesan masuk baru yang belum terbaca olehnya. Karena ia sempat kehabisan batre pada saat perjalanan. 

Ping, Hape Andin berbunyi tepat dua menit setelah ia tancapkan di tempat charge.

"Ndin, sudah sampai Surabaya?" pesan yang pertama masuk di hape Andin. Ia hanya membaca dari kejauhan, tapi ia sudah tahu kalau itu pesan dari salah satu temannya yang susah ia temukan pada saat acara diklat. Yah pesan dari Icyan. Pinginnya tidak dibuka langsung, apalagi dibalas dengan cepat. Tapi kenapa tangan Andin memaksa untuk sesegera mungkin mengambil hape nya dan langsung mengetik balasan. Entahlah, terlalu rumit jika hal sesederhana itu difikirkan hehe  

Sehari dua hari ada pesan baru lagi dari Icyan untuk Andin via aplikasi daring yang hanya Andin punya. Hanya percakapan sepele, tapi terasa hangat. Entah kenapa, percakapan ringan mereka masih berlangsung sampai liburan kampus berjalan hampir tiga minggu. Tidak ada pesan khusus yang mereka bicarakan. Mereka hanya membahas hal-hal sepele yang mungkin tidak asing bagi teman biasa. 

Sesekali Andin yang memulai percakapan singkat di pagi hari. Namun juga tidak jarang bagi Icyan untuk mulai menyapa dengan gaya khasnya. Icyan merupakan mahasiswa yang aktif dengan susunan kalimat di setiap harinya. Ia sangat senang mempelajari tentang hal-hal yang menunjukkan bahwa Indonesia ini berwarna-warni dengan budaya dan peninggalan-peninggalanya, termasuk lembaran-lembaran yang menurutnya sangat unik untuk dipelajari. Sedangkan Andin adalah mahasiswa penuh dengan teori darwin dan mineral-mineral dalam bumi. Kadang ada beberapa hal yang membuat mereka tertarik untuk berdiskusi ringan karena perbedaan keilmuan yang mereka tekuni. Hal tersebut juga baru diketahui Andin setelah dua minggu mereka berinteraksi via daring. Syukurlah pertemanan kali ini sedikit banyak memberikan dampak positif kepada Andin, ia yang selalu penasaran dan semakin ingin tahu akan ilmu yang ditekuni temannya, Icyan. 

Sampai pada suatu malam, Andin gelisah. Tidak hanya sekali dua kali ia melihat hape bututnya. Tidak ada satupun pesan yang masuk. Entah pesan dari siapa yang Andin tunggu. Tidak biasanya Andin seperti itu. Setelah ia letakkan hapennya diatas meja sampai pukul 21.00 WIB, ada pesan dari Icyan teman dunia mayanya. Hanya sapaan singkat, tapi lagi-lagi Andin merasa buru-buru untuk membuka dan membalasnya. Setelah membalasnya Andin merasa bingung namun sedikit tenang dari sebelumnya.  

Apa mungkin pesan tersebut yang ditunggu Andin sejak pagi tadi ? Sehingga membuat Andin untuk melihat ponselnya berulang kali. 

Pesan yang hanya berisikan sapaan ringan namun dapat merubah suasana malamnya seakan-akan cepat berubah menjadi pagi. Mungkin dengan pagi ia dapat merasakan hangatnya sinar mentari yang memeluk harapan-harapan masa depan Andin dengan indah. Sebenarnya ada apa dengan Andin, kenapa dengan adanya pesan masuk dari Icyan, dirinya menjadi bersemangat dalam menyambut pagi hari ?

Andin

by on Agustus 16, 2019
Pict Source : Compasiana.com  " Rupanya liburan semester ini akan aku habiskan untuk bertemu dengan rekan-rekan ku di Jakarta aja...
Pict Source: cnnindonesia.com

Sebelumnya kami ucapkan, Selamat Hari Raya Idul Adha 1440 H semuanya !

Berbicara tentang tiga hari setelah Hari Raya Idul Adha, katanya ketiga hari ini merupakan hari nya makan dan minum. Artinya kita tidak boleh menunaikan ibadah puasa sunnah pada hari tersebut.  Ceritanya pada hari Tasyrik yang bertepatan pada bulan Dzulhijjah ini merupakan hari raya nya orang islam kedua setelah Idul Fitri pada bulan Syawal. Pada hari tersebut umat islam yang menunaikan ibadah haji sedang melakukan lempar jumrah di tiga tempat dan bermalam di Mina. Selain itu pada bulan Dzulhijjah ini umat manusia sangat dianjurkan untuk berdzikir dan bertakbir kepada Allah setelah menunaikan sholat wajib.

Kali ini, seperti biasa aku melakukan kegiatan rutin sebagai pemula untuk belajar membiasakan oret-oret di halaman baru. Harapannya sih biar bisa menjadi motivasi di masa yang akan datang ehe. Belum juga dapat satu paragraf, adzan di mushollah sebelah rumah sudah memanggil. Oke aku tutup sejenak laptopku dan mulai menengok sajadah usang yang terpasang di mushollah. 

Sedikit mellow rasanya pada siang hari ini. Aku melihat Nafis yang masih bersekolah di bangku TK, putra dari salah satu tetanggaku, melantunkan sholawat atau pujian untuk menunggu jamaah datang ke mushollah. Aku bergegas berlari ke arah mushollah karena takut tertinggal di rakaat pertama. Karena biasanya tidak terlampau lama pujian di lantunkan kemudian dengan cepat imam memulai sholat berjamaah. Pada saat itu di shof belakang hanya ada aku, dan di shof paling depan hanya ada Nafis. Rasa bangga tersendiri melihat Nafis, generasi muda yang masih bersemangat untuk menuju mushollah berdebu di siang hari yang sangat terik. 

Rupanya siang ini tidak seperti siang-siang yang telah lalu. Lima belas menit pertama belum juga ada suara jamaah yang menyalakan kran depan mushollah untuk mencuci kakinya . Ditambah lagi dengan kipas yang sedikit rusak membuat semakin gerah isi mushollah. Aku pun masih sibuk memandang sudut kanan belakang dan sedikit membayangkan ada sosok nenek tua yang dirindukan salah satu cucunya. Setelah menunggu kurang lebih 20 menit, ada satu mbah kung yang sudah lumayan sepuh masuk dari gerbang samping mushollah. Gak begitu asing sih karena rupanya mbah tersebut adalah ahli jamaah di desaku. Namun karena aku terlalu lama gak menetap di desa, kebanyakan rantau, jadi kurang mengenal nama-nama penduduk disini, yah kecuali sebalah samping kanan kiri depan belakang rumah dan mushollah aja hehe

"uhuk uhuk" tiba-tiba Nafis terbatuk di tengah-tengah ia pujian. Entah karena ia sedang sakit atau karena terlalu lama sholawat yang ia lantunkan. Sampai ada salah satu tetanggaku datang dan bilang "wis le ojo diterusno pujiane, sampek watuk koyok ngunu.. maringene paling teko imam e" (sudah le, jangan di lanjutkan pujiannya sampai kamu terbatuk gitu, mungkin habis ini imamnya datang). Begitu kira-kira yang diucapkan Budhe Ris kepada Nafis. Aku kira budhe akan ikut jamaah sekalian, namun ternyata dugaanku salah. Budhe hanya ingin berbicara kepada Nafis. Setelah mbah kung menunaikan sholat sunnah dua rakaat, mbah kung tiba-tiba keluar masuk pintu mushollah, mungkin ingin memastikan ada atau enggak nya jamaah yang akan hadir lagi. Namun jarum jam sudah melewati angka 30 menit setelah adzan dikumandangkan. Akhirnya mbah kung memutuskan untuk menjadi imam dengan dua makmum, aku dan Nafis. Dengan sedikit tertatih mbahkung memulai sholat dengan sangat hati-hati. Karena sudah terlalu sepuh sehingga mengurangi kelincahan dalam berdiri dan bersujud. Akhirnya setelah rokaat pertama berlalu, ada dua orang jamaah yang mengisi shof di depan dan di sebelahku. Alhamdulillah.

Setelah sholat jamaah selesai, ada rasa bangga dan sedih dari diri aku pribadi. Rasa bangganya adalah aku masih di beri kesempatan mengumandangkan takbir di hari tasyrik yang ketiga bersama mushollah tempat ternyaman mbah siti sebelum meninggalkan kami. Namun rasa sedihnya, ditengah sepinya lantunan wirid sesudah sholat berjamaah membuat aku termenung dan tiba-tiba ingat sosok nenek tua yang selalu bersandar ditempat yang dari awal sudah nyaman aku pandangi sejak aku memasuki mushollah. Yah itu adalah tempat mbah siti tiap berjamaah. Mbah siti adalah ibu dari buya yang sudah 4 tahun ini meninggalkan kami. Di mushollah ini pun mbah siti mengakhiri hidupnya. Di mushollah ini mbah siti juga di sholatkan untuk yang terakhir kalinya. Tidak hanya itu, di mushollah ini pun aku melihat wajah bersinar dan wajah cantiknya mbah siti sebelum berangkat ke pemakaman. Allahummaghfirlahaa warhamhaa wa'afiha wa'fuanha. Semoga mbah siti ditempatkan di sayap-sayap syurga yang penuh kasih sayang Allah sepanjang masa. Mbah, aku buya muya dan adek-adekku semua rindu :') Sangat rindu ! Bahkan setelah mbah siti tidak lagi mengikuti jamaah disini, tapi suasana mushollah tetap seperti dulu, tetap seperti masih ada nafas mbah siti yang mendoakan kami.

Kita tidak akan pernah tau disisi mana Allah akan menempatkan kita sebagai hamba yang dapat membawa manfaat kepada sesama, sampai akhirnya kelak hanya nama yang ditinggalkan dan amal yang dibekalkan. Hari ini tepat tiga hari kita meninggalkan tanggal 10 Dzulhijjah. Sebagai orang muslim seharusnya dapat memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Semoga setiap hari menjadi hari bersyukurnya hati dan beramal kebajikan. Tidak ada yang bisa menilai tolak ukur keimanan seseorang, hanya berusaha menjadi lebih baik yang bisa kita lakukan. Salah satunya adalah membiasakan dan memukul pundak kita untuk tetap mengisi baris di mushollah, meskipun usang tapi insyaAllah membawa ketenangan. Seperti ketenangan di siang hari ini, sangat tenang. Mungkin saja hari ini masih banyak yang melakukan ibadah berkurban di tempat kerja masing-masing, sehingga lantai mushollah masih kering tiada jejak bekas air wudhu dari jari-jari kaki.
Sekian- 

Akan menjadi takut saat selalu memaksakan untuk berbunga
Akan menjadi sulit saat selalu memaksa untuk rela
Kemudian dari sisi mana engkau akan tumbuh ?
Sedikit perlahan, mulailah bersahabat dengan hijaunya alam
Mulailah menantang mentari dan menyapa hujan
Mencoba tidak memaksa untuk menghadang badai yang selalu menakutkan
Kita memang tidak akan pernah tahu
Sekuat apa kelak kita mempertahankan
Tapi pelan-pelan kau akan melihat bintang saat kegelapan datang
Kemudian melihat sinar saat fajar tenggelam
Bertemu badai ditengah jalan? sapalah ia dengan kekuatan
Kekuatan lebih besar yang datang dari sang Maha pemberi kasih sayang
Mungkin kita tidak akan bisa setajam hitamnya tinta dalam menyerahkan diri kepada kisah
Tapi kita punya naluri untuk berpasrah sepenuh jiwa
Semoga selamanya rasa kuat dan rela bisa membawa kita menjadi kaffah

Refleksi diri menjelang Yaumun Nahr-


PK-144 Bersama PIC dan tim LPDP

"Kita bertemu untuk dipisahkan, dan kembali membawa kemenangan"
Juli 2019,
Kegiatan yang tidak asing bagi kami, penerima beasiswa LPDP untuk melakukan Persiapan Keberangkatan (PK). Katanya, ini kegiatan paling menyedihkan. Karena kita dipertemukan untuk dipisahkan. Begitu kata mas muklis, MC kondang PK sepanjang abad. Kalo dilihat dari pesan tersirat yang selalu disampaikan oleh perwakilan angkatan kepada kami, PK ini bertujuan agar kita bisa bermain bersama dengan antar awardee, saling sayang dengan tim LPDP, dan juga saling ambil pengalaman dan ilmu dari tokoh-tokoh kelas atas yang hadir pada acara PK kali ini.

Rasa cinta itu tumbuh dengan cepat diantara kami. Kegiatan PK berlangsung dari tanggal 22-29 Juli 2019. Persis dua hari sebelum PK kami bertemu di gedung PBNU Jakarta untuk melakukan segala persiapan menjelang hari yang katanya super kaku dan terjadwal ketat. Istimewanya, aku merasakan kehangatan pada perjumpaan pertama, duh dekk !. Kalian begitu akrab secara cepat. Aku merasakan hal yang beda saat kita bisa berkumpul dan memutuskan untuk melakukannya bersama dengan sepenuh rasa.  Dua hari di gedung PBNU kami manfaatkan untuk latihan, mempersiapkan dekorasi ruangan, dan mempersiapkan penampilan by you for you yang memang dimandatkan kepada kami, peserta PK.

Tepat pada hari Senin, 22 juli 2019 pukul 07.30 WIB kami mulai menyebrang jalanan Jakarta yang lebarnya bisa buat parkir enem kapal pesiar haha. Karena kebetulan lokasi PK kami berada di Hotel Acacia, sebrang jalan dari gedung PBNU Jakarta Pusat. Lumayan ngirit, karena mobilisasi menuju lokasi hanya butuh tukang penyebrang jalan, yang kebetulan pun dari teman-teman kita, ehe.

Hari pertama, lumayan berkeringat dingin, grogi mungkin yah. Karena dari aku pribadi, ini adalah awal aku melangkah di salah satu mimpi terbesar dalam 22 tahun ini. Pagi ini dan sampai selanjutnya, harus kutata niat bersih agar bisa ikhlas dan bahagia dalam menjalani. Karena menjadi penerima beasiswa LPDP Afirmasi Santri 2019 dimulai pada hari ini, kataku pada saat itu. Kami mulai memasuki hotel dengan pakaian rapi dan disambut langsung dengan peraturan-peraturan yang harus kami taati dalam menjalankan kegiatan PK kali ini. 'Berkumpulnya per kelompok yah, nanti ketua nya akan kasih tau beberapa hal penting", kata mas Gilang selaku ketua angkatan kami.

Setelah beberapa keperluan kelompok kecil dibagikan kepada kami, kami mulai memasuki ruangan megah berlampu kristal modern dengan pencahayaan yang mewah. Tidak hanya itu, banyak tim LPDP yang sudah sangat ramah menyambut kedatangan kami. Namun tidak berlangsung lama, lampu-lampu tersebut padam seiring dengan semakin kerasnya suara musik yang mengharuskan kita untuk ikut bernyanyi dan melompat lincah. Deg ! pas tau mikrofon uda ada di depan wajah karena petugas LPDP mengajakku untuk maju kedepan ikut bernyanyi. Aku masih ingat, salah satu lagu yang membuat semua bersorak adalah 'Ku Petik Bintang' yang dibawakan oleh Sheila on 7. Parah, suasananya sangat pecah ! Rasa bahagia dan syukur yang sangat dalam bisa aku lihat dari wajah keluarga baruku, keluarga PK-144. Setelah itu, kami langsung mendengarkan sambutan istimewa dari PIC PK, Bapak Rafi. PIC dan tim LPDP merupakan satu bagian kecil dalam kepengurusan PK LPDP yang setia melakukan pendampingan dan koreksi terhadap persiapan acara kami. Beliau memaparkan susunan acara dan peraturan selama kegiatan PK berlangsung. Salah satu kewajiban peserta yang paling aku suka adalah harus mengnonaktifkan ponsel selama kegiatan berlangsung. Hal tersebut mengharuskan kami untuk fokus selama acara.

Singkatnya, dalam lima hari kegiatan PK selalu dimulai pada pukul 05.10 WIB dan berakhir pada pukul 22.00 WIB. Belum lagi mengerjakan daily report yang harus selesai sebelum pukul 03.00 WIB keesokan harinya, yang membuat kami lembur sampai menjelang pagi. Selain itu, ada juga hal baru bagi kami untuk melakukan absensi tiap sesi. Tiap peserta wajib menempelkan stiker smiley pada kolom yang disediakan dan tidak boleh diwakilkan. Ketika lagu Classcall bunyi, itu bertanda kami semua harus bersiap untuk memasuki ruangan. Agenda sangat padat. Waktu break hanya untuk sholat dan menyantap snack yang telah tersedia di depan ruangan. Tidak ada waktu untuk leyeh-leyeh di kamar, apalagi tidur siang hihi. Bahkan izin ke toilet aja pake kartu, biar izinnya ga grombolan sih.. antisipasi rumpi di kamar mandi hehe . Terkecuali untuk ibu hamil dan menyusui ada waktu khusus untuk mereka pergi ke kamar mandi.

Sepanjang PK berlangsung, ada banyak pemateri yang didatangkan oleh tim LPDP untuk kami. Diluar ekspektasi ! Pemateri-pematerinya high class semua. Syukur yang sangat dalam kami panjatkan karena kami bisa bertemu, berdiskusi dan mendapatkan ilmu secara langsung dari orang-orang hebat yang mempunyai semangat dalam memberikan kontribusi sangat besar bagi kemajuan segala bidang di Indonesia. Di hari ke empat yang ga kalah seru, kami berangkat ke Bandung. Kece banget ! kami dihadirkan beberapa perahu angin ehe Yay, today is rafting time. Kemudian dilanjutkan mengunjungi salah satu pesantren yang mengaamalkan "tarekat sayuriyah" hehe. Pesantren Al-Ittifaq namanya. Terletak di Ciwidey Bandung yang diasuh oleh KH. Fuad Affandi. Pesantren tersebut memiliki keunggulan dibidang agribisnis. Beberapa hasil kebun pribadinya dapat dipasarkan kedalam supermarket besar di kota Bandung. Banyak dawuhan yang di berikan oleh mang aji, panggilan akrabnya, kepada kami semua. Ringkasan pesan yang disampaikan kepada kami tentunya agar kami dapat mempersiapkan masa depan yang tegas dan percaya diri. Karena santri harus bisa menempatkan diri dimanapun dan kapanpun, dawuh beliau. Terimakasih mang, semoga selalu diberi umur dan rizki yang barokah Amin.

Tak terasa, tanggal 29 Juli sangat cepat menghampiri. Kayaknya baru kemarin perkanalan di gedung PBNU, sekarang uda hari terakhir PK aja. Tepatnya hari Jumat, seperti biasa acara dimulai pada pukul 05.10 WIB. Materi hari pertama masih berjalan seperti biasa. Menjelang pukul 14.00 WIB suasana semakin layu, namun tetap dengan semangat yang sama. Satu dua prosesi penutupan kami lakukan. Diawali dengan pembacaan kategori peserta ter bla bla bla, kemudian pembacaan doa khotmil Quran, dan pemotongan tumpeng oleh PIC dan tim LPDP. Tidak lupa ditutup dengan sambutan dari ketua angkatan PK-144 Mas gilang dan juga PIC PK LPDP Bapak Rafi. Sisa waktu terakhir digunakan untuk saling meminta maaf dan berpelukan menumpahkan kesedihan. Masih sangat ingat betul, bagaimana wajah mereka pertama kali bisa mengambil keseluruhan hatiku untuk ku bagi dengan rata. Sekarang, udah mau pisah aja buat berangkat ke kampus tujuan masing-masing. Rek, aku rindu hari itu !

Tidak akan bisa singkat jika aku harus mengisahkan kehebatan kalian, kasih sayang kalian, dan pelukan-pelukan kalian. Berjalanlah sejauh mungkin, karena di kilo meter berapapun wajah dan lambaian tangan kalian masih aku dapatkan.
Teruslah berjuang demi Indonesia yang kaya dengan warna
Demi Indonesia yang kaya dengan laut
Demi Indonesia yang kaya dengan sawah
Demi Indonesia yang kaya dengan hutan
Demi Indonesia yang kaya dengan budaya
Demi Indonesia yang kaya dengan cinta
Dan demi Indonesia yang menjadi tempat aku, kamu, kalian kembali.

Mbak, Mas, keluarga PK ku semua.. titip doa untuk aku yang hanya bisa jadi embun dikala hujan sudah turun. Salam metamorfosa dariku, adik kandung dari lain ibu dan ayah tapi tetap satu darah.


Cantrikabhinaya Nagarajaya ! Indonesia, Aku pasti mengabdi. 


Sultan Baabullah


OASE

PK-144 Bersama Bpk Rionald Silaban

PK-144 Bersama Habiburrahman El Shirazy dan Gus Prie GS

Kunjungan ke Pondok Pesantren Al-Ittifaq


pict source: Gurusiana.id

Gelap- tapi bisa saling menerangi. 
Baru kali ini aku menemukan satu hal yang baru. Aku berani berkisah, menceritakan seluruhnya kepada wanita yang aku anggap sebagai bidadari sepanjang masa. Tentang kedewasaan, tentang yang tepat pada pendiriannya, tentang yang lincah dalam keakrabanya, tentang yang disiplin dalam tanggung jawabnya, terlebih tentang semangatnya yang selalu membuat aku semakin ingin mencari tau apapun itu. Yah ! I found the new soul in another page. 
Disisi lain, aku takut untuk kembali pulang. Rumah yang dulu pernah membuat aku nyaman. Aku bisa memanggilnya pembelajaran sepanjang masa yang hampir mempunyai mimpi yang sama. Aku merasa abu-abu. Aku berada di satu sisi yang membuat aku takut untuk kembali. Yah, aku hanya butuh lebih mendekatkan diri. Karena aku tak punya kuasa dalam menggerakkan hati. Hasbunallah wanikmal wakil, nikmal maula wanikmannashir. Laahaula walaa quwwata illa billah. 

Kemudian, perlahan aku ingin bersikap layaknya kubangan air di padang pasir. Aku memaksakan, tapi aku merasa kehilangan. Mungkin lagi lagi aku sedikit jauh dari sang pemberi harapan. Ya Allah Forgive me--
Di tahun 2019 ini, dan sebelum aku mengakhirinya aku akan berjanji. Aku ceritakan harapan kisah indahku yang akan berlangsung di masa depan, yang akan berkisah di masa yang tidak pernah aku bayangkan. Dengan dia yang selalu membuat aku ingin mendekatkan diri kepada sang Maha Pemberi kejutan. Sebagai wujud syukur karena aku telah didatangkan seseorang yang bisa menopang dan megokohkan akar layu ku di sepertiga malam.

Sedikit pembelajaran untuk hal yang luar biasa tidak pernah tertanam dengan sempurna. Untuk hari esok dan hari-hari selanjutnya. Aku ingin belajar dari rasa. Rasa yang tak pernah ingin ku ulangi lagi, untuk terjebak dalam ketidak adilanku bersama Tuhan. 

Khawatir Pulang

by on Agustus 01, 2019
pict source: Gurusiana.id Gelap- tapi bisa saling menerangi.  Baru kali ini aku menemukan satu hal yang baru. Aku berani berkisa...