Menulislah dengan akad kepada nilai-nilai yang lebih luhur dalam hidup
Pict source: GreenBiz
In
1964, when the International Union for Conservation of Nature (IUCN) created a
“red list” of endangered species and began collecting data from around the
world, the list has become the preminent global database. Used to map
endangered species and an important tool for conservation policy. The
United Nations' 2019 report on the biodiversity crisis estimated that
extinction threatened more than one million animal and plant species—both
identified and unidentified. One
researcher in the global assessment said that nature is in trouble, and we are
in it.
Ecosystem is the relationship of living things to their environment. or an order of complete and comprehensive unity that occurs between environmental elements that influence each other. Recently biodiversity and global ecosystems have decreased in quality. This is due to three things, namely climate change, extreme weather and human activities. One of the ecosystem studies mapped more than 1000 locations with tropical forest and coral reef ecosystems that have been affected by climate extremes such as hurricanes, floods, droughts and fires.
Tropical forests and coral reefs are critical to global biodiversity, so it is very worrying that they are increasingly being affected by climate disturbances and human activities. There are many local threats by human activities to tropical forests and coral reefs such as deforestation, overfishing, and pollution, which reduce biodiversity and ecosystem functions.
In addition, climate change is causing more intense storms and ocean waves. Such extreme events can reduce live coral reef cover and cause long-term changes to both the corals themselves and the fish community, exacerbated by local threats from human activities. The marine ecosystems, species on land are also experiencing extinction. In the last decade, two mammal species have become extinct, namely bats and mice.
IUCN records there are more than 200 species of mammals that are threatened with extinction. In some cases, such as the Sumatran rhino or vaquita (a dolphin native to the Gulf of California) only a few individuals remain. Its very sad because what happens to mammals, also applies to almost all other animal groups such as reptiles, amphibians, fish and insects.
Habitat loss—driven by human expansion for residential, agricultural or livestock development—is the greatest threat to the species, followed by poaching and illegal fishing. Although the habitat has not been completely destroyed, it has changed so much that it is difficult for animals to adapt. Heavy equipment felling trees, breaking up migration corridors; pollution makes rivers toxic; pesticides kill indiscriminately. Global threats such as illegal trade which eventually spread diseases and invasive species from one place to another. Climate change also affects every species on Earth—starting with the animals that live in cold or Arctic regions. Some of these threats indirectly make it difficult for biodiversity to survive, most can adapt but the rest will disappear.
Each of us plays a role in maintaining the biodiversity on Earth so that its number does not decrease. because most people depend on the environment for food and income. So all living things must work together to prevent the destruction of nature. starting from small things from the environment where we live, such as not littering in rivers, forestation, not throwing factory waste in the sea, terracing and others. And of these things make humans aware that nature is the most important home for living things in the world.
Klaster Riset Interaksi, Pengabdian Masyarakat dan Lingkungan Sosial, Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia menyelenggarakan webinar bertajuk “Digital Humanities dalam Penelitian Lingkungan Berbasis Naskah Kuno” pada 8 September 2021. Acara ini diselenggarakan dalam rangka program pengabdian masyarakat yang diinisiasi dengan dukungan pendanaan dari Sekolah Ilmu Lingkungan dan salah satu luarannya berupa penguatan website khusus kajian naskah kuno dan aplikasi skriptoria yang mengkhususkan pada kajian dan digitalisasi naskah kuno yang dapat bermanfaat untuk masyarakat luas
Dr. Herdis Herdiansyah selaku ketua program pengabdian masyarakat ini menyatakan bahwa, “Menjaga lingkungan hidup menjadi usaha manusia yang berkelanjutan. Usaha-usaha tersebut tersimpan dalam berbagai bentuk kebudayaan, salah satunya naskah kuno. Penelitian lingkungan berdasar data naskah kuno penting dilakukan sebagai alternatif dalam memecahkan permasalahan lingkungan. Program ini mendorong terciptanya kolaborasi antara studi lingkungan, kajian naskah kuno dan disiplin ilmu lainnya dengan semangat gotong royong.”
Kreatifitas tulisan tangan dan dinamika kehidupan manusia di masa lampau yang tersimpan dalam naskah kuno menjadi alternatif untuk memecahkan permasalahan pada masa kini. Permasalahan lingkungan yang berdampak pada berbagai sektor dalam kehidupan memberikan tantangan tersendiri. Lingkungan tempat manusia hidup menjadi unsur utama yang harus dijaga. Kajian naskah kuno berupaya menemukan cara manusia menjaga lingkungannya.
Salfia Rahmawati, MA, selaku narasumber dalam webinar ini menjelaskan bahwa, “Digital Humanities sebagai suatu konsep metodologis maupun praktis yang berkembang di masyarakat seiring berkembangnya teknologi. Kemunculan internet dan jejaring dunia maya membuat praktek kajian humaniora lebih kompleks terutama dalam pemanfaatannya.Sseiring berkembangnya waktu, naskah kuno diadaptasikan dengan teknologi dalam upaya digitalisasi yang dilakukan oleh berbagai lembaga..”
Pada masa pandemi, akses terhadap naskah kuno terbatas. Digital Humanities menjadi alternatif penelitian naskah kuno guna menemukan solusi terhadap permasalahan lingkungan. Skriptoria menghimpun dan menyediakan akses terhadap berbagai situs penyedia naskah kuno digital di berbagai tempat, baik dalam maupun luar negeri. Hal ini diharapkan memberikan kemudahan bagi pengkaji dan pemerhati naskah kuno selama pembatasan sosial.
Ardiansyah BS, mahasiswa pascasarjana filologi Universitas Indonesia, selaku tenaga pengabdi menjelaskan bahwa, “Luaran dari agenda ini rencananya akan terus dikembangkan secara berkelanjutan dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Masyarakat akan dilibatkan dalam menemukan, menjaga dan melestarikan naskah kuno. Selanjutnya, fitur yang disediakan Skriptoria nantinya tidak hanya akses terhadap naskah-naskah digital, melainkan juga pengenalan aksara, kajian tematik, kriya, dan hasil dari penelitian lingkungan kolaboratif berbasis naskah kuno,”
Aktivitas dan kegiatan klaster ini bisa diakses melalui website www.social.sil.ui.ac.id. Program ini mendorong semangat kolaborasi antarsektor dalam penelitian lingkungan dengan paradigma sosial, dan program pengabdian masyarakat kali ini tentang penggunaan naskah kuno dan penelitian bidang lingkungan serta sektor lain yang beririsan.
Selengkapnya bisa kunjungi https://www.youtube.com/watch?v=H03HlDMO6sU
Berikut aplikasi online yang dapat digunakan sebagai solusi praktikum online berbasis Sains, khususnya mata pelajaran Kimia, Biologi, dan Fisika.
1. PheT https://phet.colorado.edu/
2. IrYdium Chemistry Lab
(Pastikan pc/laptop sudah terinstall Java, jika belum silahkan download dan install terlebih dahulu)
http://chemcollective.org/vlab_download
Versi web : http://chemcollective.org/activities/vlab/1
Untuk merekam aktivitas siswa juga dapat dilakukan dengan aplikasi screen capture dibawah ini:
Halal merupakan kualitas hidup seseorang. Konsep halal sebenarnya tidak hanya untuk muslim, tetapi untuk seluruh umat manusia. Tidak sedikit mereka yang non muslim mengkonsumsi, menggunakan, dan peduli terhadap produk halal. Contohnya saja Australia yang merupakan negara terkemuka penghasil daging halal, tepatnya di Newzealand. Diketahui sekitar 65% daging halal tersebut di ekspor ke negara-negara non muslim di dunia. Selain itu di Brazil juga terkenal sebagai produsen daging ayam halal.
Tidak hanya itu, di dunia teknologi dan sosial media juga sudah terdapat perusahaan e-commerce produk halal terbesar yakni Aladdin Group yang berpusat di Singapura dengan salah satu cabang yang terdapat di Indonesia, tepatnya di Jakarta Selatan. Platform tersebut tersedia khusus dalam pelayanan produk yang berfokus pada kehalalan, keotentikan dan gaya hidup yang berfungsi sebagai enabler bagi pedagang untuk mengakses pasar konsumen secara global, khususnya konsumen muslim di seluruh dunia. Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. Irwandi Jaswir, M.Sc, selaku koordinator riset pusat halal industri yang biasa disebut sebagai Profesor Halal pada acara Internasional Webinar Halal Lifestyle in Society. Menurutnya, Indonesia belum menjadi key player pada global industri halal. Jadi kita harus improve lebih banyak PR agar Indonesia masuk dalam kategori role models untuk menerapkan halal lifestyle tersebut. Dalam penerapan halal lifestyle ini, tidak cukup jika hanya sekedar sertifikasi halal. Sertifikat hanya sebagai alat untuk memastikan bahwa produk tersebut halal dan berkualitas. Hal yang perlu dikembangkan dalam segala aspek adalah ekosistem halal. Termasuk semua aspek yang menjadi suport industri halal, diantaranya adalah sistem produksi, pelayanan, infrastruktur, dukungan pemerintah dan juga keilmuan yang harus dimiliki masyarakat.
Sebagai rumah dari 200 juta muslim lebih, Indonesia harus bisa memanfaatkan posisi untuk mengambil tantangan standar kehalalan yang dapat diakui oleh masyarakat global. Indonesia juga sangat berpotensi menjadi pusat halal terbesar di dunia, karena Indonesia mempunyai banyak cendikiawan, peneliti, target pasar dan masyarakat. Harus ada interaksi, integrasi dan kolaborasi antar suporting agen dalam ekosistem halal, termasuk didalamnya adalah unit usaha agar dapat mendukung pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Dari banyak hal yang dapat kita perhatikan diatas, Halal Lifestyle harusnya menjadi sebuah kebutuhan yang penting bagi masyarakat dunia khususnya di Indonesia.
Source pict: Library of Congress |
Kenapa pada saat memotong bawang merah dapat membuat kamu menangis?
Sepertinya sudah sangat sering dialami oleh siapapun yang berinovasi dalam dapur. Bawang merah yang disakiti, kenapa kamu yang menangis? entahlahh, sulit dipahami.
Ada yang menarik saat membaca halaman Library of Congress, Fun Science Facts from the Library. Semua yang rumit bisa kita temui dengan sangat ringan. Termasuk salah satu misteri "menangis karena bawang merah, atau karena dia?" uhuk.
---------
Seperti bumbu dapur yang lain, bawang merah atau biasa disebut orang Jawa Timur sebagai brambang, tumbuh di dalam tanah dengan tangkai tandan bunga yang panjang. Tentunya, didalam tubuh bawang merah mengandung banyak sekali senyawa aktif yang sangat kaya akan manfaat baik dibidang kesehatan ataupun sebagai penyedap rasa pada makanan. Senyawa yang terkandung di dalam bawang merah sebagai agen efektif melawan pertumbuhan jamur dan bakteri; melindungi dari penyakit kanker perut, usus, dan kulit; memiliki kemampuan antiinflamasi, antidiabetik dan antialergenik.
Salah satu kandungan bawang merah adalah asam amino sulfoksida. Senyawa asam tersebut sebagian besar terbentuk dari penyerapan asam sulfat di dalam tanah oleh bawang merah. Pada saat bawang merah terkupas, terpotong dan hancur, ia akan melepaskan enzim lychrymatory-factor-synthase dan bercampur dengan asam amino sulfoksida yang akan membentuk asam sulfenat. Namun secara kimiawi, senyawa tersebut tidak stabil dan akan melakukan penataan ulang dirinya untuk membentuk syn-propanethial-S-oxide, senyawa kimia yang memicu air mata. Rumus molekul senyawa tersebut ditentukan oleh W. Niegisch dan WH Stahl pada Tahun 1956.
Nahh, senyawa syn-propanethial-S-oxide dapat berada di udara yang nantinya akan bersentuhan dengan mata kita dan merangsang kelenjar lakrimal (kelenjar air mata) untuk mencoba mengeluarkan senyawa kimia tersebut. Refleks yang terjadi merupakan salah satu upaya mata dalam menangkis senyawa kimia yang masuk dan mengakibatkan mata kita berair. Tidak hanya itu, senyawa kimia tersebut juga dapat mengembun dan membentuk tiosulfinat yang berbau tajam, seolah-olah bau itulah yang menyebabkan mata menangis. Hanya tuduhan palsu-
So, jika ingin tetap nyaman dalam memasak, bawang merah dapat dipanaskan terlebih dahulu sebelum dipotong untuk mengubah sifat enzim didalamnya, atau bahkan dapat memotong bawang merah di teras rumah yang berangin. Namun jangan salah, kenikmatan indrawi dan efek yang menyehatkan yang berasal dari aroma bawang merah adalah kenikmatan yang sangat luar biasa..
Meskipun bawang merah sering membuat kecewa, tentunya dia tidak akan tergantikan jika diiris tipis dan digoreng dengan minyak panas yang dapat digunakan sebagai penyedap rasa pada sup, bubur ayam dan soto, misalnyaa~ hehe
Jadi, kesimpulannya adalah unstable chemicals pada bawang merah lah yang menyebabkan mata kita menangis pada saat memotong dan menghancurkannya. Yah, sesuatu yang tidak stabil pasti akan mencari kestabilan agar dia bisa hidup tenang. Percayalah..